Selasa, 08 April 2014

BUDIDAYA TANAMAN MERICA

PENDAHULUAN
Tanaman lada (Piper nigrum L) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman ini dapat mulai berbuah pada umur tanaman berkisar antara 2-3 tahun. Di Lampung komoditas ini banyak diusahakan petani dalam bentuk perkebunan kecil yang diusahakan secara turun temurun dengan padat tenaga kerja. Produktivitas kebun lada rakyat di Lampung masih tergolong rendah yaitu rata-rata 591 kg/ha, dibanding produktivitas nasional yang mencapai 800 kg/ha. Pengembangan lada di Lampung diarahkan untuk menghasilkan lada hitam yang dikenal di pasaran dunia dengan nama “Lampong Black Pepper “. Lampung telah dikenal sebagai salah satu daerah utama penghasil lada hitam di Indonesia.

Produktivitas tanaman lada masih berpotensi dapat ditingkatkan dengan melalui penerapan teknologi budidaya mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan penanganan pasca panen yang baik. Informasi teknologi budidaya lada anjuran tersebut dipaparkan dalam Buku Teknologi Budidaya Lada ini. Serangan hama dan patogen penyakit menyebabkan produktivitas tanaman merica menjadi rendah. Kehilangan hasil akibat serangan hama dan patogen penyakit da- pat ditekan dengan melakukan budidaya anjuran yang bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan benar dan tepat.

SYARAT TUMBUH
Tanaman lada tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian mulai dari 0-700 m di atas permukaan laut (dpl). Penyebaran tanaman lada sangat luas berada di wilayah tropika antara 200 LU dan 200 LS, dengan curah hujan dari 1.000-3.000 mm per tahun, merata sepanjang tahun dan mempunyai hari hujan 110-170 hari per tahun, musim kemarau hanya 2-3 bulan per tahun. Kelembaban udara 63- 98% selama musim hujan, dengan suhu maksimum 35oC dan suhu minimum 20oC. Lada dapat tumbuh pada semua jenis tanah, terutama tanah berpasir dan gembur dengan unsur hara cukup, drainase (air tanah) baik, tingkat kemasaman tanah (pH) 5,0-6,5.

TEKNOLOGI BUDIDAYA
Bahan Tanam
Tanaman lada dapat diperbanyak secara generatif dengan biji, dan vegetatif dengan setek. Setek tanaman lada dapat diambil dari sulur panjat, sulur gantung, sulur tanah dan sulur buah (cabang buah). Sulur panjat adalah sulur yang tumbuh memanjat tanaman penegak, mempunyai cukup akar lekat pada setiap buku, apabila ditanam akan menghasilkan tunas dan akar lekat yang dapat langsung melekat pada penegak lada. Sulur gantung adalah sulur panjat yang menggantung atau tidak tumbuh memanjat pada tanaman penegak, tidak mempunyai akar lekat, apabila ditanam akan menghasilkan tunas yang tidak dapat langsung melekat pada tanaman penegak, cabang buah/buah keluarnya lambat (3-4 tahun). Sulur tanah adalah sulur yang tumbuh merayap dipermukaan tanah, akar lekatnya terbatas, tiap buku tidak keluar akar, apabila di tanam akan menghasilkan tunas yang tidak dapat langsung melekat pada tanaman penegak, cabang buah/buah keluarnya lambat (3-4 tahun). Sulur buah (cabang buah) adalah cabang buah, tidak mempunyai akar lekat, apabila ditanam akan cepat menghasilkan buah, tetapi tanaman lada tidak dapat tumbuh tinggi dan tidak melekat pada tanaman penegak, perakarannya dangkal, mudah stres apabila ketersediaan air tanah terbatas, keluarnya cabang buah cepat, pada umur 1 tahun sudah menghasilkan buah.


Bahan tanaman untuk bibit sebaiknya berasal dari tanaman yang tumbuh kuat, daunnya berwarna hijau tua, tidak menunjukkan gejala kekurangan hara dan tidak memperlihatkan gejala serangan hama dan penyakit. Untuk menghasilkan tanaman lada yang dapat tumbuh baik pada tanaman penegak, sebaiknya menggunakan bahan tanaman yang berasal dari sulur panjat. Bahan tanaman lada untuk bibit dapat berasal dari setek pendek maupun setek panjang. Dalam hubungannya dengan penghematan bahan tanaman, penyetekan sulur panjat dapat dilakukan dengan menggunakan setek satu ruas berdaun tunggal. Tetapi setek demikian harus terlebih dahulu didederkan dan disemaikan. Penggunaan bibit lada sulur panjat dengan menggunakan setek satu ruas berdaun tunggal dapat lebih effisien dan menghemat 40% bahan tanaman.

Pembibitan Lada
Kebun induk lada di lapang
Untuk menjamin ketersediaan sumber bibit lada yang baik perlu dibangun kebun induk lada varietas unggul Natar-1. Kebun induk tersebut sekaligus sebagai kebun produksi lada. Bibit lada varietas unggul Natar-1 ditanam dengan jarak tanam 2,5x2,5 m atau 2x2,5 m. Tanaman lada yang mati di kebun induk disulam secara teratur setiap musim penyulaman. Penyulaman dilakukan secara klonal menggunakan bibit lada atau bahan tanaman dari varietas lada yang sama sesuai spesifik lokasi untuk daerah Lampung menggunakan varietas lada Natar-1. Secara periodik tanaman lada dipangkas agar tumbuh tunas vegetatip baru sebagai bahan tanaman untuk sumber bibit.

                                      
                                              Gambar kebun lada varietas Natar-1 di lapang

Kebun induk mini
Kebun Induk Mini lada Natar-1 sebagai alternatif pengembangan sumber bibit lada secara klonal dalam waktu relatif singkat. Bibit awal berasal dari kebun induk sumber bibit (UPBS) milik Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat di Kebun Percobaan Lada Cahaya Negeri Lampung Utara. Pengembangan sumber bibit lada di Kebun Induk Mini dimaksudkan untuk menyediakan lada dalam jumlah banyak dalam waktu cepat, agar mudah diseleksi dan diawasi. Penanaman bibit lada di kebun induk mini dilakukan dengan jarak tanam rapat (25-20 cm), diberi naungan dengan paranet intensitas 60-70%, diberi tajar dari belahan bambu, pertumbuhan cabang buah di buang dan pemeliharaan dilakukan secara intensif terutama dalam pemupukan organik, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan penyiraman.

Pembibitan lada setek satu ruas
Pembibitan lada Natar-1 menggunakan setek satu ruas berdaun tunggal dari sulur panjat dimaksudkan untuk menyediakan bibit lada Natar-1 siap tanam yang seragam dalam jumlah banyak dan cepat. Sumber bibit lada Natar-1 berasal dari kebun induk (UPBS: Unit Pengelola Benih Sumber) atau kebun bibit yang diawasi UPTD BP2MB (Unit Pelaksana Teknis Dinas - Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih). Kebun induk mini sebagai sumber bibit dan pengembangan bibit lada dilakukan oleh petani penangkar bibit dengan pengawasan dari UPTD BP2MB.

                Gambar Pembibitan lada bahan sulur panjat setek satu ruas berdaun tunggal

Pembibitan lada Natar-1 dari sulur panjat menggunakan setek satu ruas berdaun tunggal dilakukan sebagai berikut: setek lada satu ruas berdaun tunggal yang berasal dari sulur panjat ditanam di polibag (14 cm x 18cm) yang telah diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan (2 : 1). Polibag yang telah berisi tanah dan pupuk kandang sebelum ditanami, terlebih dahulu disiram air merata dan dibiarkan selama 20 hari agar tumbuh gulma. Satu hari sebelum setek lada ditanam, gulma dipolibag dibersihkan dan polibag disemprot larutan fungisida dan insektisida sampai merata. Selanjutnya polibag ditempatkan di bawah paranet dengan intensitas penyinaran 60-70% disusun berjajar 10-15 polibag x panjang 10-15 m. Kemudian setek lada satu ruas berdaun tunggal ditanam di polibag, selanjutnya polibag disiram merata kemudian disungkup dengan sungkup dari plastik warna biru/merah. Setelah satu minggu disungkup setiap dua hari sekali dibuka satu hari, kemudian ditutup lagi satu hari, demikian terus dilakukan sampai pertumbuhan pertunasan bibit lada merata. Setelah 1,5 bulan sungkup bibit lada dibuka penuh, kemudian pada setiap polibag diberi tegakan dari bambu. Selanjutnya polibag diaplikasi (disemprot) larutan fungisida dan insektisida setiap 7 hari. Aplikasi fungisida dan insektisida dilakukan saling bergantian sampai bibit lada tumbuh merata. Setelah bibit mempunyai 7- 9 ruas diseleksi dan siap ditanam di lapang.

Persiapan Tanam Lada dengan Tajar Hidup
Menanam tajar lada dilakukan satu tahun sebelum penanaman lada. Jenis tajar lada yang baik adalah gamal (Gliricidia maculata) atau dadap cangkring pucuk merah (Erythrina fusca L). Jenis tajar hidup yang banyak digunakan di Lampung adalah gamal (Gliricidia maculata), dadap cangkring (Erythrina fusca L), kapok (Ceiba petandra ), dadap licin (Erythrina lihosperma), dadap duri (Erythrina indica ) dll. Tanaman penegak ini diperbanyak dengan menggunakan setek batang, panjang setek batang untuk tajar 2-2,5 m, diameter 5-7 cm, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Setek tajar ditanam dengan kedalaman 0,30-0,40 m. Tajar diwiwil (dibuang tunas-tunasnya) agar tumbuh lurus ke atas. Tajar yang telah berumur lebih dari 2 tahun dilakukan pemangkasan 2 kali per tahun pada awal dan akhir musim hujan

Jarak tanam tajar lada sama dengan jarak tanam lada yaitu 2,5x2,5 m atau 2,5x2 m. Lubang tanam lada ukuran 45x45x45 cm atau 60x60x60 cm) dibuat 10-15 cm di sebelah timur tajar lada. Lubang tanam dilakukan 0,5-3,0 bulan sebelum tanam lada. Tanah galian lubang tanam dipisahkan menjadi dua, tanah bagian atas (top soil) dan tanah bagian bawah (sub soil) ditempatkan terpisah. Tanah galian lubang tanam lada yang berasal dari bagian atas (top soil) dicampur pupuk organik atau pupuk kandang (5-10 kg) yang telah ditaburi agen hayati Trichodema harzianum sebanyak 50-100 gr. Saluran drainase keliling kebun dibuat berukuran lebar 30 cm, sedalam 30 cm agar kebun lada tidak tergenang di musim hujan. Kebun lada tidak disiang bersih, pengendalian gulma dilakukan dengan membabat gulma/tanaman pengganggu, atau menanam penutup tanah Arachis pintoi di kebun lada dan di sekitar tanaman penegak dibebokor (dilakukan penyiangan terbatas) secara periodik

Penanaman
Bibit lada setelah dilepaskan dari polibag atau setek 5- 7 buku yang sudah tumbuh dan berakar ditanam dengan cara meletakkan miring (30-45o ) mengarah ke tajar, 3-4 buku/setek bagian pangkal tanpa daun dibenamkan mengarah ke tajar, sedangkan 2-3 ruas sisanya (berdaun) disandarkan dan diikat pada tajar. Selanjutnya tanah di sekelilingnya yang telah dicampur pupuk organik dipadatkan. Tanah di sekitar tanaman lada dibuat sedikit guludan agar tidak tergenang air di musim hujan. Guludan tidak boleh terlalu tinggi agar tidak menjadi tempat sarang rayap. Setelah ditanam, tanah di sekelilingnya dipadatkan dan di atas tanaman lada diberi naungan yang diikatkan pada tajar agar tanaman lada yang baru ditanam terlindungi dari teriknya sinar matahari. Naungan tanaman lada yang umum digunakan dan mudah diperoleh adalah alang-alang atau tanaman hutan lainnya yang tidak mudah lapuk. Naungan dilepas apabila tanaman lada telah tumbuh kuat.

Pemeliharaan
Pemangkasan dan pengikatan sulur panjat
Apabila pada tanaman lada telah tumbuh 8-10 buku (umur 5-6 bulan), dilakukan pemangkasan pada ketinggian 25- 30 cm dari permukaan tanah. Pemangkasan dilakukan di atas 2-3 buku. Tujuan pemangkasan untuk merangsang pembentukan 3 sulur panjat baru. Sulur baru tersebut harus dilekatkan dan diikatkan pada tajar lada. Pengikatan dilakukan menggunakan tali rafia yang dibelah 2-4 agar tali rafia tidak menggangu pertumbuhan lada. Pemangkasan berikutnya dilakukan apabila telah keluar tunas baru dan telah mencapai 7-9 buku pada umur sekitar 12 bulan, yaitu pada buku yang tidak mengeluarkan cabang buah. Pemangkasan berikutnya dilakukan pada umur 2 tahun, sehingga terbentuk kerangka tanaman yang mempunyai banyak cabang produktif. Hasil pemangkasan sulur panjat tersebut dapat digunakan sebagai sumber bahan tanaman/setek untuk pengembangan pembibitan lada.

Pemangkasan sulur gantung
Sulur gantung adalah sulur panjat yang tumbuhnya tidak melekat pada tajar, karena tidak dilakukan pengikatan pada tajar. Sulur gantung yang terus tumbuh tidak diikuti dengan tumbuhnya akar lekat. Untuk itu sulur gantung sebaiknya secara teratur dipangkas agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman dan produksi lada. Apabila petani menanam lada menggunakan sulur gantung akan menghasilkan tanaman lada sampai umur 1-2 tahun tidak keluar cabang buah dan tanaman lada tidak melekat pada tajar tanaman baru mulai berbuah setelah umur 3-5 tahun. Petani harus melakukan pengikatan tanaman lada pada tajar secara teratur. Bahan tanaman lada dari sulur gantung akan tumbuh cabang buah baru setelah 1-2 tahun. Sehingga penggunaan bahan tananam lada dari sulur gantung kurang produktif dan merugikan petani karena umur mulai berbuahnya lama 3-5 tahun, pertumbuhan cabang buah lambat, gembong tanaman lada ramping.

Pemangkasan sulur cacing
Sulur cacing adalah sulur panjat yang keluar dari pangkal batang tanaman lada dan tumbuhnya tidak melekat pada tajar, tetapi menjalar di permukaan tanah. Sulur cacing tidak mempunyai cabang buah dan mengganggu pertumbuhan tanaman. Untuk itu sulur cacing harus dipangkas agar pertumbuhan tanaman lada normal, pangkal batang lada tidak lembab dan tidak mengggangu pembokoran dan pemupukan tanaman lada. Sulur cacing mempunyai sifat hampir sama dengan sulur gantung, tidak baik untuk bahan tanaman karena akan menghasilkan tanaman lada sampai umur 1-2 tahun tidak tumbuh cabang buah. Sehingga penggunaan bahan tananam lada dari sulur cacing tidak produktif dan merugikan petani karena umur lada mulai berproduksinya lama 3-5 tahun, cabang buah keluarnya lambat dan gembong lada ramping.

Pengendalian gulma
Gulma di kebun lada dikendalikan dengan cara dipangkas, agar gulma tetap tumbuh namun tidak menggangu tanaman lada, sehingga keragaman hayati di kebun lada stabil, tersedia nektar bagi musuh alami, aliran air dipermukaan tanah di musim hujan terhambat, penyebaran penyebab penyakit busuk pangkal batang (BPB) melalui aliran air di musim hujan terhambat, dapat diminimalisir dan proses pelapukan/dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme non patogenik di kebun lada terus terjadi dan perkembangan patogen berbahaya di dalam tanah terhambat.

Pemupukan
Pemupukan dan pemangkasan tajar
Tanaman lada memerlukan pupuk organik dan
anorganik. Pemberiannya dapat dilakukan secara terpisah maupun secara bersama-sama dengan mencampur pupuk organik dan inorganik sebelum diberikan pada tanaman lada. Pemupukan inorganik sebanyak 1.600 gr NPKMg (12-12-17- 2)/tanaman/tahun untuk tanaman produktif. Pemberian pupuk inorganik dibagi 3-4 kali per tahun (Tabel 1).
  
Tabel 1. Waktu pemberian dan dosis pupuk inorganik untuk tanaman lada produktif.
Keterangan
I
II
III
IV
Waktu pemberian
Awal musim hujan
40-45 hari dari I
40-45 hari dari II
40-45 hari dari III
Dosis (gr)
640
dengan pupuk kandang
480
320
160
Dengan pupuk kandang
Kondisi yang disarankan
Tajar dipangkas semua
Tajar disisakan 2-3 cabang
Tajar disisakan 3 cabang
Tajar dipangkas habis

Tajar dipangkas 7-10 hari sebelum dilakukan pemupukan, agar tidak terjadi kompetisi hara dan memaksimalkan masuknya sinar matahari. Pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) 5-10 kg/tanaman/tahun. Pemberian pupuk dilakukan dengan mengikis atau mengangkat permukaan tanah di sekitar tanaman, pupuk disebarkan kemudian ditutup kembali dengan tanah kikisan ditambah tanah dari sekitar tanaman. Tanaman lada berumur >12 bulan, dosis pupuk anorganik 1/8 total (200 g ) NPK Mg. Pemberian pupuk diberikan 2 kali/tahun (Tabel 2).

Tabel 2. Waktu pemberian dan dosis pupuk inorganik untuk tanaman lada berumur < 12 bulan.
Keterangan
I
II
Waktu pemberian
Akhir musim hujan
7 bulan dari I
Dosis (gr)
60
140 disertai pupuk kandang
Kondisi yang disarankan
Tajar dipangkas semua
Tajar disisakan 2-3 cabang

Tanaman berumur 13-24 bulan diberikan 1/4 dosis total (400 gr /tanaman/tahun) dengan interval 2 kali dan agihan pupuk 3 : 7 ( 12 dan 280 gr) selama ada hujan, ditambah 5-10 kg pupuk kandang pada waktu pemberian pertama.

Tabel 3. Waktu pemberian dan dosis pupuk inorganik untuk tanaman lada berumur 13-24bulan
Keterangan
I
II
Waktu pemberian
Akhir musim hujan
12 bulan dari I
Dosis (gr)
120
280 disertai pupuk kandang
Kondisi yang disarankan
Tajar disisakan 2-3 cabang
Tajar dipangkas semua

Penyiangan terbatas / bebokor
Penyiangan terbatas/bebokor dilakukan secara rutin
yaitu membersihkan sekitar tanaman lada. Areal dalam radius lebih kurang 60 cm di bawah kanopi tanaman lada atau di sekitar pangkal batang lada harus bersih gulma/disiang bersih (bebokor).

Hama dan Penyakit
Jenis hama dan penyakit
Hama utama yang menyerang tanaman lada adalah penggerek batang (Lophobaris piperis) , pengisap buah ( Dasynus piperis) , pengisap bunga (Diconocoris hewetti). Penyakit utama tanaman lada adalah penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh jamur Phytophthora capsici.

Penggerek batang (Lophobaris piperis)
Penggerek batang mempunyai empat fase pertumbuhan yaitu fase dewasa, telur, larva dan pupa. Fase dewasa aktif terbang dari satu tanaman ke tanaman lada lainnya. Fase dewasa makan buah, bunga dan pucuk tanaman lada, di kebun lada yang sering dipangkas, hama ini mudah ditemukan pada luka pangkasan tanaman lada. Akibat serangan fase dewasa pada buah muda menjadi kopong, pada bunga menjadi tidak berkembang sempurna. Serangga dewasa meletakkan telur di cabang dan batang tanaman lada. setelah menetas, larvanya menggerek jaringan tempat telur diletakkan, umur larva 28-32 hari. Serangan fase larva pada jaringan tanaman lada mengakibatkan jaringan tanaman lada rusak/mati. Fase pupa berada di dalam jaringan tanaman lada yang mati akibat serangan fase larva. Serangan hama ini mengakibatkan tanaman lada rusak, kualitas dan produksi lada rendah. Tanaman inang serangga ini adalah lada, cabe jawa dan sirih.

Hama pengisap buah (Dasynus piperis)
Fase dewasa aktif mencari makan dan meletakkan telur pada tanaman inangnya. Akibat serangan fase dewasa buah lada menjadi kopong, produksi lada enteng. Serangga dewasa meletakkan telur pada tandan buah lada, dan menetas sekitar 6-7 hari. Telur setelah menetas menjadi nimpa, langsung makan pada buah lada. Serangan Nimpa dan dewasa pada buah lada mengakibatkan buah lada menjadi berbecak dan kopong.

Pengisap bunga (Diconocoris hewitti)
Fase dewasa aktif untuk mencari makan dan meletakkan telur pada bunga lada. Fase dewasa dan Nimpa menghisap cairan bunga lada. Akibat serangan fase dewasa dan nimpa bunga lada menjadi layu, kering kemudian rontok, bunga lada gagal menjadi buah. Serangga dewasa meletakkan telur pada tandan bunga lada dan menetas sekitar 5-7 hari. Setelah menetas menjadi nimpa yang langsung makan pada pada bunga lada. Serangan fase nimpa pada bunga lada mengakibatkan bunga lada rontok.

Busuk pangkal batang (BPB) (Phytophthora capsici)
Diantara hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman lada di Lampung tersebut, jamur Phytophthora capsici merupakan kendala produksi yang paling ditakuti petani, karena menyebabkan kematian tanaman lada dalam waktu singkat. Jamur Phytophthora capsici dapat menyerang seluruh bagian tanaman lada. Serangan yang paling membahayakan apabila terjadi pada pangkal batang atau akar. Gejala serangan dini sulit diketahui, gejala yang tampak seperti kelayuan tanaman menunjukkan serangan telah lanjut. Serangan P. capsici pada daun menyebabkan gejala bercak daun pada bagian tengah atau tepi daun. Sepanjang tepi bercak tersebut terdapat bagian gejala berwarna hitam bergerigi seperti gerenda yang akan nampak jelas bila gejala masih segar; bagian tersebut tidak tampak apabila daun telah mengering atau pada gejala lanjut. Apabila serangan jamur terjadi pada satu tanaman dalam satu kebun, maka dapat diperkirakan 1-2 bulan kemudian penyakit akan menyebar ke tanaman di sekitarnya. Penyebaran penyakit akan lebih cepat pada musim hujan, terutama pada pertanaman lada yang disiang bersih. Apabila dijumpai tanaman terserang penyakit, maka tanaman sakit tersebut dimusnahkan. Tanah bekas tanaman tersebut disiram bubur bordo kemudian diberi Trichoderma. Penyulaman dapat dilakukan setelah dibiarkan minimal selama 6 bulan.

Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu
Sering terjadinya fluktuasi harga lada yang cukup tajam, bahkan harga jual sering kali sangat rendah membuat petani lada tidak dapat membeli sarana produksi. Oleh sebab itu dianjurkan dalam budidaya lada untuk menyertakan kegiatan lainnya misalnya diintegrasikan dengan ternak, disertai penanaman penutup tanah (A. pintoi). Cara tersebut selain membuat sistem usahatani lada menjadi lebih efisien juga merupakan usaha Pengendalian Hama (termasuk penyakit) Terpadu (PHT) yang ramah lingkungan dan berkesinambungan. dilakukan pada saat populasi hama atau intensitas serangan patogen penyakit tinggi, Pengendalian menggunakan pestisida kimiawi dengan tujuan menekan perkembangan hama dan patogen, selain itu diikuti aplikasi pengendalian secara hayati mempergunakan musuh alaminya. Komponen teknologi budidaya lada dengan
pendekatan ekologi yang efisien dan berkelanjutan adalah sbb:

pengendalian secara kultur teknik
Bahan tanaman: Bahan tanaman sering menjadi sumber inokulum hama dan penyakit lada dan menjadi sumber penyebaran hama dan penyakit di lokasi baru. Oleh karena itu menggunakan bahan tanaman yang sehat dengan melakukan seleksi bahan tanaman yang akan digunakan untuk bibit merupakan hal yang penting. Pemilihan varietas dilakukan secara hati-hati karena sampai saat ini belum ada varietas yang toleran terhadap semua jenis hama dan penyakit. Untuk daerah Lampung sebaiknya menggunakan varietas lada spesifik lokasi Lampung antara lain adalah varietas lada Natar-1. Varietas ini merupakan hasil seleksi varietas Belantung dari Lampung, dan telah diketahui mempunyai beberapa keunggulan antara lain : mempunyai adaptasi terhadap cekaman air sedang, cekaman terhadap terhadap kelebihan air sedang, toleran terhadap hama penggerek batang dan penyakit BPB, dan mempunyai potensi produksi lada hitam sampai 4 ton per hektar (Tabel 4).

Tabel 4. Karakteristik sifat-sifat tujuh varietas lada
varietas
Ketahanan terhadap
Adaptasi terhadap
Potensi prod (ton/ha)
Spesifikasi lokasi
Penyakit kuning
Penyakit BPB
penggerek
Cekaman air
Kelebihan air
Petaling 1
M
R
R
Kurang
Sedang
4,48 ld putih
Bangka
Petaling 2
R
T
R
Tinggi
Sedang
4,12 ld putih
Bangka
Natar 1
R
T
T
Sedang
Sedang
4,00 ld hitam
Lampung
Natar 2
M
R
T
Sedang
Kurang
3,52 ld hitam
Lampung
Chunuk RS
R
T
R
-
-
1,97 ld putih
Bangka
LDK RS
R
T
R
Kurang
-
3,86 ld putih
Bangka
Bengkayang
M
R
-
-
-
4,67 ld putih
Kalbar
Keterangan: R = Rentan, M = Medium, T = Toleran

Tajar hidup dan pemanfatan biomas. Pada saat harga rendah pemeliharaan lada menjadi tidak intensif, pemupukan tanaman lada tidak dapat dilakukan. Akibatnya tanaman lada menjadi lemah, peka terhadap hama dan patogen. Biomas hasil pemangkasan tajar (dadap dan gliricidae) apabila dibenamkan dalam tanah akan meningkatkan kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Kondisi lahan akan menjadi lebih baik untuk tanaman lada apabila tanaman lada dipupuk organik dari kotoran ternak ruminansia atau kompos, proses pelapukan bahan organik lebih cepat dan dapat menghambat perkembangan patogen berbahaya di dalam tanah.

Saluran drainase dan pemangkasan bagian tanaman lada. Agar kebun lada tidak tergenang air dimusim hujan maka perlu dibuatkan saluran drainase. Air tergenang di kebun merupakan media yang baik untuk perkembangan patogen BPB.

Pemeliharaan tanaman lada meliputi pemangkasan sulur cacing dan sulur gantung yang tidak berguna, bekas pangkasan diolesi dengan teer/vaselin/lilin atau insektisida. Pembuangan sulur cacing juga akan mengurangi kemungkinan terinfeksinya tanaman lada oleh P. capsici dari tanah.

Pemupukan dan komposisinya. Pemupukan tanaman lada untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif agar produktivitasnya tinggi dan kesehatan tanaman menjadi kuat. Disamping dosis juga diperhatikan komposisi dan saat aplikasi pupuk. Tanaman yang cukup pupuk akan lebih tahan terhadap serangan hama penyakit.

Pengendalian hayati
Penyakit BPB dapat dilakukan dengan pemberian kotoran ternak dicampur alang-alang dan agensia hayati T. Harzianum. Aplikasi pupuk kandang dapat dilakukan bersama- sama dengan aplikasi alang-alang dan agensia hayati untuk menekan terjadinya serangan P. capsici. Pemberian bahan organik harus dibenamkan dalam tanah, di bawah tajuk tanaman lada agar berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi tanaman lada, menggemburkan tanah, meningkatkan populasi mikroorganisme antagonis. Alang-alang sebagai sumber bahan organik dapat diberikan sebagai penutup tanah. Untuk pengendalian penyakit BPB maka alang-alang harus dibenamkan.

Penyiangan terbatas dilakukan dengan cara bebokor hanya dilakukan di sekitar tanaman lada sebatas kanopi tanaman lada dan sebaiknya tidak dilakukan penyiangan bersih. Untuk meningkatkan keragaman hayati terutama parasitoid hama penggerek batang sebaiknya gulma antara tanaman lada hanya dipangkas, atau menanam tanaman berbunga diantara tanaman lada, seperti kopi, kumis kucing, jenis leguminoceae atau A. pintoi. Adanya tanaman berbunga diantara tanaman lada atau penutup tanah yang menghasilkan bunga akan meningkatkan keragaman dan populasi parasitoid dan menghambat penyebaran patogen BPB pada musim hujan.

Pemanfaatan agen hayati dan konservasi kebun. Bila dipilih varietas lada yang rentan terhadap serangan penyakit BPB maka agen hayati pengendali patogen harus diaplikasi sejak awal penanaman lada dan aplikasi (perlakuan) diulang pada setiap awal musim hujan. Konservasi kebun lada dengan menanam penutup tanah A. Pintoi dapat menyediakan pakan ternak kambing 9-12 ekor/ha dan dapat menyediakan kotoran kambing untuk pupuk lada sekitara 4-6 ton per tahun.

Pengendalian mekanis
Sesuai perilaku biologi penggerek batang fase pradewasa (larva dan pupa) yang berada pada jaringan tanaman lada yang mati akibat serangannya, dapat dipedomani untuk menekan populasi hama. Fase pradewasa yang berada di dalam jaringan tanaman yang mati secara periodik di ambil untuk memutus siklus dan menekan populasi. Dengan mengambil stadia pradewasa yang berada di dalam jaringan tanaman lada mati di kebun akan memutus siklus hidupnya. Pengendalian cara mekanis dapat dilakukan dengan mengambil bagian tanaman lada mati dari kebun berupa batang, cabang dan ranting mati kemudian dimasukkan dalam kantong plastik dan selanjutnya dimusnahkan. Dengan melakukan pengendalian secara mekanis dapat menekan populasi hama dengan baik. Pengendalian secara mekanis merupakan salah satu komponen dalam merakit teknologi pengendalian hama. Pengendalian hama cara mekanis secara luas dapat memutus siklus dan menurunkan populasi hama sampai batas tidak merugikan terhadap produksi serta tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

PANEN DAN PASCA PANEN LADA HITAM
Panen Lada Hitam
Buah lada yang telah siap dipanen untuk lada hitam ditandai dengan warna hijau tua, buah telah berumur 6- 7 bulan. Untuk mengetahui buah lada siap dipanen untuk lada hitam dengan cara memencet/memijit buah lada, bila keluar cairan putih maka buah lada tersebut belum siap dipanen. Buah lada siap dipanen apabila dalam satu tandan buah terdiri atas buah lada merah (2%), kuning (23%) dan hijau tua (75%). Buah lada dipanen sekaligus dengan tangkainya (tandan buah) dengan cara dipetik menggunakan tangan. Tangkai buah yang tua tidak liat, mudah dipetik dan mudah dipatahkan. Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak. Pemetikan dilakukan sekaligus atau bertahap sesuai perkembangan buah lada. Pemanenan buah lada dilakukan menggunakan tangga untuk menjangkau buah dan keranjang bambu yang bersih dan untuk tempat mengumpulkan buah lada yang sudah dipetik.

Pengolahan Lada Hitam
Sortasi buah
Lada yang sudah dipetik selanjutnya dihamparkan dan disortir. Buah lada yang busuk dan tidak normal dipisahkan dan dibuang sedangkan buah yang baik dan mulus dikumpulkan dalam satu tempat untuk diproses lebih lanjut. Pemisahan buah dari tangkai (perontokan) Buah lada yang sudah dipanen ditumpuk selama 2-3 hari atau langsung dirontok untuk memisahkan buah dari tangkainya. Proses perontokan dilakukan dengan cara meremas-remas tandan buah lada atau diinjak-injak. Memisahkan buah dari tangkainya juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat perontok tipe pedal atau motor yang digerakkan oleh bensin/listrik. Buah lada yang sudah layu/agak kering mudah terlepas dari tangkainya.

Pengeringan Pengeringan buah lada dilakukan dengan cara menjemur di bawah panas sinar matahari 2-3 hari sampai kadar air mencapai 15% yaitu kadar air yang dikehendaki pasar. Pengeringan dengan penjemuran dilakukan dengan menggunakan alas (terpal /tikar) yang bersih, jangan dijemur di atas tanah tanpa alas karena akan menghasilkan kualitas lada jelek dan kotor. Saat penjemuran dilakukan beberapa kali pembalikan atau ditipiskan dengan ketebalan tumpukan penjemuran 10 cm menggunakan garu dari kayu agar kekeringan buah lada seragam dalam waktu yang sama.

Penampian/sortasi buah Pemisahan atau sortasi bertujuan untuk memisahkan biji lada hitam yang sudah kering dari kotoran seperti tanah, pasir, daun kering, gagang, serat-serat dan juga sebagian lada enteng. Penampian dilakukan secara manual menggunakan tampah, sortasi juga dapat dilakukan dengan mesin yang digerakkan menggunakan pedal (blower), alat ini untuk memisahkan buah lada bernas, lada enteng dan kotoran.

Pengemasan dan Penyimpanan
Buah lada hitam yang sudah kering dan terlepas dari tangkainya dan telah disortasi antara lada bernas, lada enteng dan kotoran. Kemudian, lada bernas dikemas dengan menggunakan karung plastik. Ruang penyimpanan buah lada hasil sortasi harus kering (kelembaban ± 70%) untuk menghindari agar lada tidak berjamur dengan lada enteng dan kotoran. Ruang penyimpanan diberi alas dari bambu atau kayu setinggi lebih kurang 15 cm dari permukaan lantai sehingga bagian bawah karung tidak langsung menyentuh lantai. Kualitas lada hitam dapat dipertahankan 3-4 tahun apabila disimpan di ruangan bersuhu 20-28oC.

Standar Mutu Lada Hitam
Tabel 5. Spesifikasi mutu lada hitam standar basis permintaan eksportir
No
Jenis uji standar basis
Persyaratan
1
Berat biji lada hitam per 3 liter
1600 gram / 3 liter
2
Kadar air
Maks 19%
3
Kadar debu
Maks 4%

Tabel 6. Spesifikasi persyaratan mutu lada hitam menurut SNI 01 - 0005 - 1995.
No
Jenis uji
Persyaratan
Mutu I
Mutu II
1
Cemaran binatang
Bebas dari serangga hidup maupun mati serta bagian-bagian yang berasal dari binatang
Bebas dari serangga hidup maupun mati serta bagian-bagian yang berasal dari binatang
2
Kadar benda asing (%)
Maks 1,0
Maks 1,0
3
Kadar biji enteng (%)
Maks 2,0
Maks 3,0
4
Kadar cemaran kapang (%)
Maks 1,0
Maks 1,0


4 komentar:

  1. SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<






    SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<

    BalasHapus
  2. Memang Lada Putih Bangka sangat menarik untuk terus di kembangkan

    BalasHapus
  3. Yang butuh bibit lada di Sumatera Utara, Riau dan Aceh bisa hubungi saya di hp 0813 7000 8997.

    BalasHapus
  4. bgaimana saya bisa dapatkan bibitnya? sumatra utara 083196924848

    BalasHapus