PENDAHULUAN
Tanaman lada (Piper nigrum L) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis
tinggi. Tanaman ini dapat mulai berbuah pada umur tanaman berkisar antara 2-3
tahun. Di Lampung komoditas ini banyak diusahakan petani dalam bentuk
perkebunan kecil yang diusahakan secara turun temurun dengan padat tenaga
kerja. Produktivitas kebun lada rakyat di Lampung masih tergolong rendah yaitu
rata-rata 591 kg/ha, dibanding produktivitas nasional yang mencapai 800 kg/ha. Pengembangan
lada di Lampung diarahkan untuk menghasilkan lada hitam yang dikenal di pasaran
dunia dengan nama “Lampong Black Pepper “. Lampung telah dikenal sebagai salah
satu daerah utama penghasil lada hitam di Indonesia.
Produktivitas tanaman lada masih berpotensi
dapat ditingkatkan dengan melalui penerapan teknologi budidaya mulai dari
persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan penanganan pasca panen
yang baik. Informasi teknologi budidaya lada anjuran tersebut dipaparkan dalam
Buku Teknologi Budidaya Lada ini. Serangan hama dan patogen penyakit
menyebabkan produktivitas tanaman merica menjadi rendah. Kehilangan hasil
akibat serangan hama dan patogen penyakit da- pat ditekan dengan melakukan
budidaya anjuran yang bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan benar
dan tepat.
SYARAT
TUMBUH
Tanaman lada tumbuh dengan baik pada daerah
dengan ketinggian mulai dari 0-700 m di atas permukaan laut (dpl). Penyebaran
tanaman lada sangat luas berada di wilayah tropika antara 200 LU dan 200 LS,
dengan curah hujan dari 1.000-3.000 mm per tahun, merata sepanjang tahun dan
mempunyai hari hujan 110-170 hari per tahun, musim kemarau hanya 2-3 bulan per
tahun. Kelembaban udara 63- 98% selama musim hujan, dengan suhu maksimum 35oC
dan suhu minimum 20oC. Lada dapat tumbuh pada semua jenis tanah, terutama tanah
berpasir dan gembur dengan unsur hara cukup, drainase (air tanah) baik, tingkat
kemasaman tanah (pH) 5,0-6,5.
TEKNOLOGI
BUDIDAYA
Bahan
Tanam
Tanaman lada dapat diperbanyak secara
generatif dengan biji, dan vegetatif dengan setek. Setek tanaman lada dapat
diambil dari sulur panjat, sulur gantung, sulur tanah dan sulur buah (cabang
buah). Sulur panjat adalah sulur yang tumbuh memanjat tanaman penegak,
mempunyai cukup akar lekat pada setiap buku, apabila ditanam akan menghasilkan
tunas dan akar lekat yang dapat langsung melekat pada penegak lada. Sulur gantung adalah sulur panjat yang
menggantung atau tidak tumbuh memanjat pada tanaman penegak, tidak mempunyai
akar lekat, apabila ditanam akan menghasilkan tunas yang tidak dapat langsung
melekat pada tanaman penegak, cabang buah/buah keluarnya lambat (3-4 tahun). Sulur
tanah adalah sulur yang tumbuh merayap dipermukaan tanah, akar lekatnya
terbatas, tiap buku tidak keluar akar, apabila di tanam akan menghasilkan tunas
yang tidak dapat langsung melekat pada tanaman penegak, cabang buah/buah
keluarnya lambat (3-4 tahun). Sulur buah (cabang buah) adalah cabang buah,
tidak mempunyai akar lekat, apabila ditanam akan
cepat menghasilkan buah, tetapi tanaman lada tidak dapat tumbuh tinggi dan tidak
melekat pada tanaman penegak, perakarannya dangkal, mudah stres apabila
ketersediaan air tanah terbatas, keluarnya cabang buah cepat, pada umur 1 tahun
sudah menghasilkan buah.
Bahan tanaman untuk bibit sebaiknya berasal
dari tanaman yang tumbuh kuat, daunnya berwarna hijau tua, tidak menunjukkan
gejala kekurangan hara dan tidak memperlihatkan gejala serangan hama dan
penyakit. Untuk menghasilkan tanaman lada yang dapat tumbuh baik pada tanaman
penegak, sebaiknya menggunakan bahan tanaman yang berasal dari sulur panjat. Bahan
tanaman lada untuk bibit dapat berasal dari setek pendek maupun setek panjang. Dalam
hubungannya dengan penghematan bahan tanaman, penyetekan sulur panjat dapat
dilakukan dengan menggunakan setek satu ruas berdaun tunggal. Tetapi setek
demikian harus terlebih dahulu didederkan dan disemaikan. Penggunaan bibit lada
sulur panjat dengan menggunakan setek satu ruas berdaun tunggal dapat lebih
effisien dan menghemat 40% bahan tanaman.
Pembibitan
Lada
Kebun induk lada di lapang
Untuk menjamin ketersediaan sumber bibit lada
yang baik perlu dibangun kebun induk lada varietas unggul Natar-1. Kebun induk
tersebut sekaligus sebagai kebun produksi lada. Bibit lada varietas unggul
Natar-1 ditanam dengan jarak tanam 2,5x2,5 m atau 2x2,5 m. Tanaman lada yang
mati di kebun induk disulam secara teratur setiap musim penyulaman. Penyulaman
dilakukan secara klonal menggunakan bibit lada atau bahan tanaman dari varietas
lada yang sama sesuai spesifik lokasi untuk daerah Lampung menggunakan varietas
lada Natar-1. Secara periodik tanaman lada dipangkas agar tumbuh tunas
vegetatip baru sebagai bahan tanaman untuk sumber bibit.
Gambar kebun lada varietas Natar-1 di lapang
Kebun induk mini
Kebun Induk Mini lada Natar-1 sebagai
alternatif pengembangan sumber bibit lada secara klonal dalam waktu relatif singkat.
Bibit awal berasal dari kebun induk sumber bibit (UPBS) milik Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat di Kebun Percobaan Lada Cahaya Negeri Lampung Utara.
Pengembangan sumber bibit lada di Kebun Induk Mini dimaksudkan untuk
menyediakan lada dalam jumlah banyak dalam waktu cepat, agar mudah diseleksi
dan diawasi. Penanaman bibit lada di kebun induk mini dilakukan dengan jarak
tanam rapat (25-20 cm), diberi naungan dengan paranet intensitas 60-70%, diberi
tajar dari belahan bambu, pertumbuhan cabang buah di buang dan pemeliharaan
dilakukan secara intensif terutama dalam pemupukan organik, pengendalian
organisme pengganggu tanaman (OPT) dan penyiraman.
Pembibitan
lada setek satu ruas
Pembibitan lada Natar-1 menggunakan setek
satu ruas berdaun tunggal dari sulur panjat dimaksudkan untuk menyediakan bibit
lada Natar-1 siap tanam yang seragam dalam jumlah banyak dan cepat. Sumber
bibit lada Natar-1 berasal dari kebun induk (UPBS: Unit Pengelola Benih Sumber)
atau kebun bibit yang diawasi UPTD BP2MB (Unit Pelaksana Teknis Dinas - Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih). Kebun induk mini sebagai sumber bibit dan
pengembangan bibit lada dilakukan oleh petani penangkar bibit dengan pengawasan
dari UPTD BP2MB.
Gambar Pembibitan lada bahan sulur panjat setek satu ruas berdaun tunggal
Pembibitan lada Natar-1 dari sulur panjat
menggunakan setek satu ruas berdaun tunggal dilakukan sebagai berikut: setek
lada satu ruas berdaun tunggal yang berasal dari sulur panjat ditanam di
polibag (14 cm x 18cm) yang telah diisi tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan (2 : 1). Polibag yang telah berisi tanah dan pupuk kandang sebelum
ditanami, terlebih dahulu disiram air merata dan dibiarkan selama 20 hari agar
tumbuh gulma. Satu hari sebelum setek lada ditanam, gulma dipolibag dibersihkan
dan polibag disemprot larutan fungisida dan insektisida sampai merata.
Selanjutnya polibag ditempatkan di bawah paranet dengan intensitas penyinaran
60-70% disusun berjajar 10-15 polibag x panjang 10-15 m. Kemudian setek lada
satu ruas berdaun tunggal ditanam di polibag, selanjutnya polibag disiram
merata kemudian disungkup dengan sungkup dari plastik warna biru/merah. Setelah
satu minggu disungkup setiap dua hari sekali dibuka satu hari, kemudian ditutup
lagi satu hari, demikian terus dilakukan sampai pertumbuhan pertunasan bibit
lada merata. Setelah 1,5 bulan sungkup bibit lada dibuka penuh, kemudian pada
setiap polibag diberi tegakan dari bambu. Selanjutnya polibag diaplikasi
(disemprot) larutan fungisida dan insektisida setiap 7 hari. Aplikasi fungisida
dan insektisida dilakukan saling bergantian sampai bibit lada tumbuh merata.
Setelah bibit mempunyai 7- 9 ruas diseleksi dan siap ditanam di lapang.
Persiapan
Tanam Lada dengan Tajar Hidup
Menanam tajar lada dilakukan satu tahun
sebelum penanaman lada. Jenis tajar lada yang baik adalah gamal (Gliricidia maculata) atau dadap
cangkring pucuk merah (Erythrina fusca
L). Jenis tajar hidup yang banyak digunakan di Lampung adalah gamal (Gliricidia maculata), dadap cangkring (Erythrina fusca L), kapok (Ceiba petandra ), dadap licin (Erythrina lihosperma), dadap duri (Erythrina indica ) dll. Tanaman penegak
ini diperbanyak dengan menggunakan setek batang, panjang setek batang untuk
tajar 2-2,5 m, diameter 5-7 cm, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Setek
tajar ditanam dengan kedalaman 0,30-0,40 m. Tajar diwiwil (dibuang
tunas-tunasnya) agar tumbuh lurus ke atas. Tajar yang telah berumur lebih dari
2 tahun dilakukan pemangkasan 2 kali per tahun pada awal dan akhir musim hujan
Jarak tanam tajar lada sama dengan jarak
tanam lada yaitu 2,5x2,5 m atau 2,5x2 m. Lubang tanam lada ukuran 45x45x45 cm
atau 60x60x60 cm) dibuat 10-15 cm di sebelah timur tajar lada. Lubang tanam
dilakukan 0,5-3,0 bulan sebelum tanam lada. Tanah galian lubang tanam
dipisahkan menjadi dua, tanah bagian atas (top
soil) dan tanah bagian bawah (sub
soil) ditempatkan terpisah. Tanah galian lubang tanam lada yang berasal
dari bagian atas (top soil) dicampur
pupuk organik atau pupuk kandang (5-10 kg) yang telah ditaburi agen hayati Trichodema harzianum sebanyak 50-100 gr.
Saluran drainase keliling kebun dibuat berukuran lebar 30 cm, sedalam 30 cm
agar kebun lada tidak tergenang di musim hujan. Kebun lada tidak disiang
bersih, pengendalian gulma dilakukan dengan membabat gulma/tanaman pengganggu,
atau menanam penutup tanah Arachis pintoi
di kebun lada dan di sekitar tanaman penegak dibebokor (dilakukan penyiangan
terbatas) secara periodik
Penanaman
Bibit lada setelah dilepaskan dari polibag
atau setek 5- 7 buku yang sudah tumbuh dan berakar ditanam dengan cara
meletakkan miring (30-45o ) mengarah ke tajar, 3-4 buku/setek bagian pangkal
tanpa daun dibenamkan mengarah ke tajar, sedangkan 2-3 ruas sisanya (berdaun)
disandarkan dan diikat pada tajar. Selanjutnya tanah di sekelilingnya yang
telah dicampur pupuk organik dipadatkan. Tanah di sekitar tanaman lada dibuat
sedikit guludan agar tidak tergenang air di musim hujan. Guludan tidak boleh
terlalu tinggi agar tidak menjadi tempat sarang rayap. Setelah ditanam, tanah
di sekelilingnya dipadatkan dan di atas tanaman lada diberi naungan yang
diikatkan pada tajar agar tanaman lada yang baru ditanam terlindungi dari
teriknya sinar matahari. Naungan tanaman lada yang umum digunakan dan mudah
diperoleh adalah alang-alang atau tanaman hutan lainnya yang tidak mudah lapuk.
Naungan dilepas apabila tanaman lada telah tumbuh kuat.
Pemeliharaan
Pemangkasan dan pengikatan sulur
panjat
Apabila pada tanaman lada telah tumbuh 8-10
buku (umur 5-6 bulan), dilakukan pemangkasan pada ketinggian 25- 30 cm dari
permukaan tanah. Pemangkasan dilakukan di atas 2-3 buku. Tujuan pemangkasan
untuk merangsang pembentukan 3 sulur panjat baru. Sulur baru tersebut harus
dilekatkan dan diikatkan pada tajar lada. Pengikatan dilakukan menggunakan tali
rafia yang dibelah 2-4 agar tali rafia tidak menggangu pertumbuhan lada.
Pemangkasan berikutnya dilakukan apabila telah keluar tunas baru dan telah
mencapai 7-9 buku pada umur sekitar 12 bulan, yaitu pada buku yang tidak
mengeluarkan cabang buah. Pemangkasan berikutnya dilakukan pada umur 2 tahun,
sehingga terbentuk kerangka tanaman yang mempunyai banyak cabang produktif.
Hasil pemangkasan sulur panjat tersebut dapat digunakan sebagai sumber bahan
tanaman/setek untuk pengembangan pembibitan lada.
Pemangkasan sulur gantung
Sulur gantung adalah sulur panjat yang
tumbuhnya tidak melekat pada tajar, karena tidak dilakukan pengikatan pada
tajar. Sulur gantung yang terus tumbuh tidak diikuti dengan tumbuhnya akar
lekat. Untuk itu sulur gantung sebaiknya secara teratur dipangkas agar tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman dan produksi lada. Apabila petani menanam lada
menggunakan sulur gantung akan menghasilkan tanaman lada sampai umur 1-2 tahun
tidak keluar cabang buah dan tanaman lada tidak melekat pada tajar tanaman baru
mulai berbuah setelah umur 3-5 tahun. Petani harus melakukan pengikatan tanaman
lada pada tajar secara teratur. Bahan tanaman lada dari sulur gantung akan
tumbuh cabang buah baru setelah 1-2 tahun. Sehingga penggunaan bahan tananam
lada dari sulur gantung kurang produktif dan merugikan petani karena umur mulai
berbuahnya lama 3-5 tahun, pertumbuhan cabang buah lambat, gembong tanaman lada
ramping.
Pemangkasan sulur cacing
Sulur cacing adalah sulur panjat yang keluar
dari pangkal batang tanaman lada dan tumbuhnya tidak melekat pada tajar, tetapi
menjalar di permukaan tanah. Sulur cacing tidak mempunyai cabang buah dan
mengganggu pertumbuhan tanaman. Untuk itu sulur cacing harus dipangkas agar
pertumbuhan tanaman lada normal, pangkal batang lada tidak lembab dan tidak
mengggangu pembokoran dan pemupukan tanaman lada. Sulur cacing mempunyai sifat
hampir sama dengan sulur gantung, tidak baik untuk bahan tanaman karena akan
menghasilkan tanaman lada sampai umur 1-2 tahun tidak tumbuh cabang buah.
Sehingga penggunaan bahan tananam lada dari sulur cacing tidak produktif dan
merugikan petani karena umur lada mulai berproduksinya lama 3-5 tahun, cabang
buah keluarnya lambat dan gembong lada ramping.
Pengendalian gulma
Gulma di kebun lada dikendalikan dengan cara dipangkas,
agar gulma tetap tumbuh namun tidak menggangu tanaman lada, sehingga keragaman
hayati di kebun lada stabil, tersedia nektar bagi musuh alami, aliran air
dipermukaan tanah di musim hujan terhambat, penyebaran penyebab penyakit busuk
pangkal batang (BPB) melalui aliran air di musim hujan terhambat, dapat
diminimalisir dan proses pelapukan/dekomposisi bahan organik oleh
mikroorganisme non patogenik di kebun lada terus terjadi dan perkembangan
patogen berbahaya di dalam tanah terhambat.
Pemupukan
Pemupukan dan pemangkasan tajar
Tanaman lada memerlukan pupuk organik dan
anorganik. Pemberiannya dapat dilakukan
secara terpisah maupun secara bersama-sama dengan mencampur pupuk organik dan
inorganik sebelum diberikan pada tanaman lada. Pemupukan inorganik sebanyak
1.600 gr NPKMg (12-12-17- 2)/tanaman/tahun untuk tanaman produktif. Pemberian
pupuk inorganik dibagi 3-4 kali per tahun (Tabel 1).
Tabel 1. Waktu pemberian dan dosis pupuk
inorganik untuk tanaman lada produktif.
Keterangan
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
Waktu
pemberian
|
Awal
musim hujan
|
40-45
hari dari I
|
40-45
hari dari II
|
40-45
hari dari III
|
Dosis
(gr)
|
640
dengan
pupuk kandang
|
480
|
320
|
160
Dengan
pupuk kandang
|
Kondisi
yang disarankan
|
Tajar
dipangkas semua
|
Tajar
disisakan 2-3 cabang
|
Tajar
disisakan 3 cabang
|
Tajar
dipangkas habis
|
Tajar dipangkas 7-10 hari sebelum dilakukan
pemupukan, agar tidak terjadi kompetisi hara dan memaksimalkan masuknya sinar
matahari. Pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) 5-10 kg/tanaman/tahun. Pemberian
pupuk dilakukan dengan mengikis atau mengangkat permukaan tanah di sekitar
tanaman, pupuk disebarkan kemudian ditutup kembali dengan tanah kikisan
ditambah tanah dari sekitar tanaman. Tanaman lada berumur >12 bulan, dosis
pupuk anorganik 1/8 total (200 g ) NPK Mg. Pemberian pupuk diberikan 2
kali/tahun (Tabel 2).
Tabel 2. Waktu
pemberian dan dosis pupuk inorganik untuk tanaman lada berumur < 12 bulan.
Keterangan
|
I
|
II
|
Waktu pemberian
|
Akhir musim hujan
|
7 bulan dari I
|
Dosis (gr)
|
60
|
140 disertai pupuk kandang
|
Kondisi yang disarankan
|
Tajar dipangkas semua
|
Tajar disisakan 2-3 cabang
|
Tanaman berumur 13-24 bulan diberikan 1/4
dosis total (400 gr /tanaman/tahun) dengan interval 2 kali dan agihan pupuk 3 :
7 ( 12 dan 280 gr) selama ada hujan, ditambah 5-10 kg pupuk kandang pada waktu
pemberian pertama.
Tabel 3. Waktu
pemberian dan dosis pupuk inorganik untuk tanaman lada berumur 13-24bulan
Keterangan
|
I
|
II
|
Waktu
pemberian
|
Akhir
musim hujan
|
12
bulan dari I
|
Dosis
(gr)
|
120
|
280
disertai pupuk kandang
|
Kondisi
yang disarankan
|
Tajar
disisakan 2-3 cabang
|
Tajar
dipangkas semua
|
Penyiangan terbatas / bebokor
Penyiangan terbatas/bebokor dilakukan secara
rutin
yaitu membersihkan sekitar tanaman lada.
Areal dalam radius lebih kurang 60 cm di bawah kanopi tanaman lada atau di
sekitar pangkal batang lada harus bersih gulma/disiang bersih (bebokor).
Hama
dan Penyakit
Jenis hama dan penyakit
Hama utama yang menyerang tanaman lada adalah
penggerek batang (Lophobaris piperis)
, pengisap buah ( Dasynus piperis) ,
pengisap bunga (Diconocoris hewetti).
Penyakit utama tanaman lada adalah penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan
oleh jamur Phytophthora capsici.
Penggerek
batang (Lophobaris
piperis)
Penggerek batang mempunyai empat fase
pertumbuhan yaitu fase dewasa, telur, larva dan pupa. Fase dewasa aktif terbang
dari satu tanaman ke tanaman lada lainnya. Fase dewasa makan buah, bunga dan
pucuk tanaman lada, di kebun lada yang sering dipangkas, hama ini mudah
ditemukan pada luka pangkasan tanaman lada. Akibat serangan fase dewasa pada
buah muda menjadi kopong, pada bunga menjadi tidak berkembang sempurna.
Serangga dewasa meletakkan telur di cabang dan batang tanaman lada. setelah
menetas, larvanya menggerek jaringan tempat telur diletakkan, umur larva 28-32
hari. Serangan fase larva pada jaringan tanaman lada mengakibatkan jaringan
tanaman lada rusak/mati. Fase pupa berada di dalam jaringan tanaman lada yang
mati akibat serangan fase larva. Serangan hama ini mengakibatkan tanaman lada
rusak, kualitas dan produksi lada rendah. Tanaman inang serangga ini adalah
lada, cabe jawa dan sirih.
Hama
pengisap buah (Dasynus
piperis)
Fase dewasa aktif mencari makan dan
meletakkan telur pada tanaman inangnya. Akibat serangan fase dewasa buah lada menjadi
kopong, produksi lada enteng. Serangga dewasa meletakkan telur pada tandan buah
lada, dan menetas sekitar 6-7 hari. Telur setelah menetas menjadi nimpa,
langsung makan pada buah lada. Serangan Nimpa dan dewasa pada buah lada
mengakibatkan buah lada menjadi berbecak dan kopong.
Pengisap
bunga (Diconocoris hewitti)
Fase dewasa aktif untuk mencari makan dan
meletakkan telur pada bunga lada. Fase dewasa dan Nimpa menghisap cairan bunga
lada. Akibat serangan fase dewasa dan nimpa bunga lada menjadi layu, kering
kemudian rontok, bunga lada gagal menjadi buah. Serangga dewasa meletakkan
telur pada tandan bunga lada dan menetas sekitar 5-7 hari. Setelah menetas
menjadi nimpa yang langsung makan pada pada bunga lada. Serangan fase nimpa
pada bunga lada mengakibatkan bunga lada rontok.
Busuk
pangkal batang (BPB) (Phytophthora
capsici)
Diantara hama dan penyakit utama yang
menyerang tanaman lada di Lampung tersebut, jamur Phytophthora capsici merupakan kendala produksi yang paling
ditakuti petani, karena menyebabkan kematian tanaman lada dalam waktu singkat.
Jamur Phytophthora capsici dapat
menyerang seluruh bagian tanaman lada. Serangan yang paling membahayakan
apabila terjadi pada pangkal batang atau akar. Gejala serangan dini sulit
diketahui, gejala yang tampak seperti kelayuan tanaman menunjukkan serangan
telah lanjut. Serangan P. capsici
pada daun menyebabkan gejala bercak daun pada bagian tengah atau tepi daun.
Sepanjang tepi bercak tersebut terdapat bagian gejala berwarna hitam bergerigi
seperti gerenda yang akan nampak jelas bila gejala masih segar; bagian tersebut
tidak tampak apabila daun telah mengering atau pada gejala lanjut. Apabila
serangan jamur terjadi pada satu tanaman dalam satu kebun, maka dapat
diperkirakan 1-2 bulan kemudian penyakit akan menyebar ke tanaman di
sekitarnya. Penyebaran penyakit akan lebih cepat pada musim hujan, terutama
pada pertanaman lada yang disiang bersih. Apabila dijumpai tanaman terserang
penyakit, maka tanaman sakit tersebut dimusnahkan. Tanah bekas tanaman tersebut
disiram bubur bordo kemudian diberi Trichoderma.
Penyulaman dapat dilakukan setelah dibiarkan minimal selama 6 bulan.
Pengendalian
Hama dan Penyakit Terpadu
Sering terjadinya fluktuasi harga lada yang
cukup tajam, bahkan harga jual sering kali sangat rendah membuat petani lada
tidak dapat membeli sarana produksi. Oleh sebab itu dianjurkan dalam budidaya
lada untuk menyertakan kegiatan lainnya misalnya diintegrasikan dengan ternak,
disertai penanaman penutup tanah (A. pintoi). Cara tersebut selain membuat
sistem usahatani lada menjadi lebih efisien juga merupakan usaha Pengendalian
Hama (termasuk penyakit) Terpadu (PHT) yang ramah lingkungan dan
berkesinambungan. dilakukan pada saat populasi hama atau intensitas serangan
patogen penyakit tinggi, Pengendalian menggunakan pestisida kimiawi dengan
tujuan menekan perkembangan hama dan patogen, selain itu diikuti aplikasi
pengendalian secara hayati mempergunakan musuh alaminya. Komponen teknologi
budidaya lada dengan
pendekatan ekologi yang efisien dan
berkelanjutan adalah sbb:
pengendalian secara kultur teknik
Bahan
tanaman: Bahan tanaman sering menjadi sumber inokulum
hama dan penyakit lada dan menjadi sumber penyebaran hama dan penyakit di
lokasi baru. Oleh karena itu menggunakan bahan tanaman yang sehat dengan
melakukan seleksi bahan tanaman yang akan digunakan untuk bibit merupakan hal
yang penting. Pemilihan varietas dilakukan secara hati-hati karena sampai saat
ini belum ada varietas yang toleran terhadap semua jenis hama dan penyakit.
Untuk daerah Lampung sebaiknya menggunakan varietas lada spesifik lokasi
Lampung antara lain adalah varietas lada Natar-1. Varietas ini merupakan hasil
seleksi varietas Belantung dari Lampung, dan telah diketahui mempunyai beberapa
keunggulan antara lain : mempunyai adaptasi terhadap cekaman air sedang,
cekaman terhadap terhadap kelebihan air sedang, toleran terhadap hama penggerek
batang dan penyakit BPB, dan mempunyai potensi produksi lada hitam sampai 4 ton
per hektar (Tabel 4).
Tabel 4. Karakteristik sifat-sifat tujuh
varietas lada
varietas
|
Ketahanan
terhadap
|
Adaptasi
terhadap
|
Potensi prod (ton/ha)
|
Spesifikasi lokasi
|
|||
Penyakit kuning
|
Penyakit BPB
|
penggerek
|
Cekaman air
|
Kelebihan air
|
|||
Petaling 1
|
M
|
R
|
R
|
Kurang
|
Sedang
|
4,48 ld putih
|
Bangka
|
Petaling 2
|
R
|
T
|
R
|
Tinggi
|
Sedang
|
4,12 ld putih
|
Bangka
|
Natar 1
|
R
|
T
|
T
|
Sedang
|
Sedang
|
4,00 ld hitam
|
Lampung
|
Natar 2
|
M
|
R
|
T
|
Sedang
|
Kurang
|
3,52 ld hitam
|
Lampung
|
Chunuk RS
|
R
|
T
|
R
|
-
|
-
|
1,97 ld putih
|
Bangka
|
LDK RS
|
R
|
T
|
R
|
Kurang
|
-
|
3,86 ld putih
|
Bangka
|
Bengkayang
|
M
|
R
|
-
|
-
|
-
|
4,67 ld putih
|
Kalbar
|
Keterangan: R = Rentan, M = Medium, T =
Toleran
Tajar hidup dan pemanfatan biomas. Pada saat
harga rendah pemeliharaan lada menjadi tidak intensif, pemupukan tanaman lada
tidak dapat dilakukan. Akibatnya tanaman lada menjadi lemah, peka terhadap hama
dan patogen. Biomas hasil pemangkasan tajar (dadap dan gliricidae) apabila
dibenamkan dalam tanah akan meningkatkan kesuburan tanah, merangsang
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Kondisi
lahan akan menjadi lebih baik untuk tanaman lada apabila tanaman lada dipupuk
organik dari kotoran ternak ruminansia atau kompos, proses pelapukan bahan
organik lebih cepat dan dapat menghambat perkembangan patogen berbahaya di
dalam tanah.
Saluran drainase dan pemangkasan bagian tanaman
lada. Agar kebun lada tidak tergenang air dimusim hujan maka perlu dibuatkan
saluran drainase. Air tergenang di kebun merupakan media yang baik untuk
perkembangan patogen BPB.
Pemeliharaan tanaman lada meliputi
pemangkasan sulur cacing dan sulur gantung yang tidak berguna, bekas pangkasan
diolesi dengan teer/vaselin/lilin atau insektisida. Pembuangan sulur cacing
juga akan mengurangi kemungkinan terinfeksinya tanaman lada oleh P. capsici dari tanah.
Pemupukan dan komposisinya. Pemupukan tanaman
lada untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif agar produktivitasnya
tinggi dan kesehatan tanaman menjadi kuat. Disamping dosis juga diperhatikan
komposisi dan saat aplikasi pupuk. Tanaman yang cukup pupuk akan lebih tahan
terhadap serangan hama penyakit.
Pengendalian hayati
Penyakit BPB dapat dilakukan dengan pemberian
kotoran ternak dicampur alang-alang dan agensia hayati T. Harzianum. Aplikasi pupuk kandang dapat dilakukan bersama- sama
dengan aplikasi alang-alang dan agensia hayati untuk menekan terjadinya
serangan P. capsici. Pemberian bahan
organik harus dibenamkan dalam tanah, di bawah tajuk tanaman lada agar
berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi tanaman lada, menggemburkan tanah,
meningkatkan populasi mikroorganisme antagonis. Alang-alang sebagai sumber
bahan organik dapat diberikan sebagai penutup tanah. Untuk pengendalian
penyakit BPB maka alang-alang harus dibenamkan.
Penyiangan terbatas dilakukan dengan cara
bebokor hanya dilakukan di sekitar tanaman lada sebatas kanopi tanaman lada dan
sebaiknya tidak dilakukan penyiangan bersih. Untuk meningkatkan keragaman
hayati terutama parasitoid hama penggerek batang sebaiknya gulma antara tanaman
lada hanya dipangkas, atau menanam tanaman berbunga diantara tanaman lada,
seperti kopi, kumis kucing, jenis leguminoceae atau A. pintoi. Adanya tanaman
berbunga diantara tanaman lada atau penutup tanah yang menghasilkan bunga akan
meningkatkan keragaman dan populasi parasitoid dan menghambat penyebaran
patogen BPB pada musim hujan.
Pemanfaatan agen hayati dan konservasi kebun.
Bila dipilih varietas lada yang rentan terhadap serangan penyakit BPB maka agen
hayati pengendali patogen harus diaplikasi sejak awal penanaman lada dan
aplikasi (perlakuan) diulang pada setiap awal musim hujan. Konservasi kebun
lada dengan menanam penutup tanah A. Pintoi dapat menyediakan pakan ternak
kambing 9-12 ekor/ha dan dapat menyediakan kotoran kambing untuk pupuk lada
sekitara 4-6 ton per tahun.
Pengendalian mekanis
Sesuai perilaku biologi penggerek batang fase
pradewasa (larva dan pupa) yang berada pada jaringan tanaman lada yang mati
akibat serangannya, dapat dipedomani untuk menekan populasi hama. Fase
pradewasa yang berada di dalam jaringan tanaman yang mati secara periodik di
ambil untuk memutus siklus dan menekan populasi. Dengan mengambil stadia
pradewasa yang berada di dalam jaringan tanaman lada mati di kebun akan memutus
siklus hidupnya. Pengendalian cara mekanis dapat dilakukan dengan mengambil bagian tanaman lada mati dari kebun
berupa batang, cabang dan ranting mati kemudian dimasukkan dalam kantong
plastik dan selanjutnya dimusnahkan. Dengan melakukan pengendalian secara
mekanis dapat menekan populasi hama dengan baik. Pengendalian secara mekanis
merupakan salah satu komponen dalam merakit teknologi pengendalian hama.
Pengendalian hama cara mekanis secara luas dapat memutus siklus dan menurunkan
populasi hama sampai batas tidak merugikan terhadap produksi serta tidak
berdampak buruk terhadap lingkungan.
PANEN
DAN PASCA PANEN LADA HITAM
Panen
Lada Hitam
Buah lada yang telah siap dipanen untuk lada
hitam ditandai dengan warna hijau tua, buah telah berumur 6- 7 bulan. Untuk
mengetahui buah lada siap dipanen untuk lada hitam dengan cara memencet/memijit
buah lada, bila keluar cairan putih maka buah lada tersebut belum siap dipanen.
Buah lada siap dipanen apabila dalam satu tandan buah terdiri atas buah lada
merah (2%), kuning (23%) dan hijau tua (75%). Buah lada dipanen sekaligus
dengan tangkainya (tandan buah) dengan cara dipetik menggunakan tangan. Tangkai
buah yang tua tidak liat, mudah dipetik dan mudah dipatahkan. Pemetikan
dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak. Pemetikan dilakukan sekaligus
atau bertahap sesuai perkembangan buah lada. Pemanenan buah lada dilakukan
menggunakan tangga untuk menjangkau buah dan keranjang bambu yang bersih dan
untuk tempat mengumpulkan buah lada yang sudah dipetik.
Pengolahan
Lada Hitam
Sortasi
buah
Lada yang sudah dipetik selanjutnya
dihamparkan dan disortir. Buah lada yang busuk dan tidak normal dipisahkan dan
dibuang sedangkan buah yang baik dan mulus dikumpulkan dalam satu tempat untuk
diproses lebih lanjut. Pemisahan buah dari tangkai (perontokan) Buah lada yang sudah dipanen ditumpuk selama
2-3 hari atau langsung dirontok untuk memisahkan buah dari tangkainya. Proses
perontokan dilakukan dengan cara meremas-remas tandan buah lada atau
diinjak-injak. Memisahkan buah dari tangkainya juga dapat dilakukan dengan
menggunakan alat perontok tipe pedal atau motor yang digerakkan oleh
bensin/listrik. Buah lada yang sudah layu/agak kering mudah terlepas dari
tangkainya.
Pengeringan
Pengeringan buah lada dilakukan dengan cara menjemur di bawah panas sinar
matahari 2-3 hari sampai kadar air mencapai 15% yaitu kadar air yang
dikehendaki pasar. Pengeringan dengan penjemuran dilakukan dengan menggunakan
alas (terpal /tikar) yang bersih, jangan dijemur di atas tanah tanpa alas
karena akan menghasilkan kualitas lada jelek dan kotor. Saat penjemuran
dilakukan beberapa kali pembalikan atau ditipiskan dengan ketebalan tumpukan
penjemuran 10 cm menggunakan garu dari kayu agar kekeringan buah lada seragam
dalam waktu yang sama.
Penampian/sortasi buah Pemisahan
atau sortasi bertujuan untuk memisahkan biji lada hitam yang sudah kering dari
kotoran seperti tanah, pasir, daun kering, gagang, serat-serat dan juga
sebagian lada enteng. Penampian dilakukan secara manual menggunakan tampah,
sortasi juga dapat dilakukan dengan mesin yang digerakkan menggunakan pedal
(blower), alat ini untuk memisahkan buah lada bernas, lada enteng dan kotoran.
Pengemasan
dan Penyimpanan
Buah lada hitam yang sudah kering dan
terlepas dari tangkainya dan telah disortasi antara lada bernas, lada enteng
dan kotoran. Kemudian, lada bernas dikemas dengan menggunakan karung plastik.
Ruang penyimpanan buah lada hasil sortasi harus kering (kelembaban ± 70%) untuk
menghindari agar lada tidak berjamur dengan lada enteng dan kotoran. Ruang
penyimpanan diberi alas dari bambu atau kayu setinggi lebih kurang 15 cm dari
permukaan lantai sehingga bagian bawah karung tidak langsung menyentuh lantai.
Kualitas lada hitam dapat dipertahankan 3-4 tahun apabila disimpan di ruangan
bersuhu 20-28oC.
Standar
Mutu Lada Hitam
Tabel 5. Spesifikasi mutu lada hitam standar
basis permintaan eksportir
No
|
Jenis
uji standar basis
|
Persyaratan
|
1
|
Berat
biji lada hitam per 3 liter
|
1600
gram / 3 liter
|
2
|
Kadar
air
|
Maks
19%
|
3
|
Kadar
debu
|
Maks
4%
|
Tabel 6. Spesifikasi persyaratan mutu lada
hitam menurut SNI 01 - 0005 - 1995.
No
|
Jenis uji
|
Persyaratan
|
|
Mutu I
|
Mutu II
|
||
1
|
Cemaran binatang
|
Bebas dari
serangga hidup maupun mati serta bagian-bagian yang berasal dari binatang
|
Bebas dari
serangga hidup maupun mati serta bagian-bagian yang berasal dari binatang
|
2
|
Kadar benda asing
(%)
|
Maks 1,0
|
Maks 1,0
|
3
|
Kadar biji enteng
(%)
|
Maks 2,0
|
Maks 3,0
|
4
|
Kadar cemaran
kapang (%)
|
Maks 1,0
|
Maks 1,0
|
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
BalasHapusDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
Memang Lada Putih Bangka sangat menarik untuk terus di kembangkan
BalasHapusYang butuh bibit lada di Sumatera Utara, Riau dan Aceh bisa hubungi saya di hp 0813 7000 8997.
BalasHapusbgaimana saya bisa dapatkan bibitnya? sumatra utara 083196924848
BalasHapus